Selamat Datang di Koharudin Blog's ...
Berbagi Ilmu Yang Bermanfaat itu Indah dan Berpahala

Pengunjung Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 10 Juni 2011

PENGELOLAAN KELAS


PENGELOLAAN KELAS
A.    PENGERTIAN KELAS
1.      Arti Sempit
Kelas dalam sekolah tradisional menunjukkan suatu tempat atau ruangan yang dibatasi empat dinding dan dijadikan tempat belajar. Gedung sekolah dibagi menjadi ruangan-ruangan (room) yang menunjukkan urutan tingkatannya (grade).
2.      Arti Luas
Kelas juga diartikan sebagai kegiatan pelajaran (lesson) yang diberikan oleh guru kepada siswanya dalam  suatu ruangan (class room). Untuk suatu tingkatan tertentu dan pada waktu/jam tertentu.
Pengertian kelas menurut H. Hadari Nawawi:
1.      Kelas dalam arti sempit ialah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding yang menjadi tempat sejumlah siswa untuk berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.
2.      Kelas dalam arti luas ialah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat  sekolah dan merupakan kesatuan di organisasi yang menjadi unit kerja secara dinamis untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif dalam rangka mencapai suatu tujuan.

B.     PENGELOLAAN MANAJEMEN KELAS
1.      Arti Pengelolaan Kelas
Pengelolaan/Manajemen kelas ialah kepemimpinan atau ketatalaksanaan guru dalam praktek pembinaan kelas.
2.      Pengelolaan Kelas dan Pengajaran
Pengelolaan kelas adalah keterampilan bertindak seorang  guru berdasarkan sifat-sifat kelas untuk menciptakan situasi belajar yang baik.
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana kelas agar interaksi belajar mengajar mampu memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sunguh-sungguh.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual  dalam kelas. Untuk mempersiapkan kondisi proses belajar yang efektif dan produktif pengelolaan kelas mencakup pengaturan orang (siswa dan guru) serta pengaturan fasilitas (ruangan, meja, kursi, papan tulis, warna dinding, ventilasi, dan sebagainya).

C.    PENGATURAN ORANG
1.      Masalah Pengaturan Orang
Pengelolaan kelas yang menunjuk pada pengaturan orang akan mengakibatkan dua masalah yaitu  masalah individual dan masalah kelompok. Menurut Rudolf Deikurs dan Pearl Cassel membedakan masalah individual menjadi empat kelompok. Hal ini didasari asumsi bahwa semua tingkah laku individu merupakan  upaya untuk mencapai tujuan, yaitu pemenuhan kebutuhan untuk diterima oleh kelompok dan kebutuhan mencapai harga diri. Bila kedua kebutuhan  tersebut tidak dapat dipenuhi dengan cara yang lumrah, maka individu akan mencari cara lain, yaitu cara yang “tidak layak” (asosial).
Perbuatan-perbuatan asosial dibedakan menjadi empat golongan yaitu :
1.      Attention-getting behaviors (meminta perhatian)
Contoh aktif          : membadut di muka kelas
Contoh pasif         : berbuat serba lamban sehingga perlu ditolong
2.      Powerseeking behaviors (menunjukkan kekuatan)
Contoh aktif          : selalu mendebat, kehilangan kendali (menangis, marah).
Contoh pasif         : selalu melupakan  peraturan kelas yang terpenting
3.      Revenge seeking behaviors (membalas dendam/mencari-cari)
Kebanyakan kegiatan kelompok ini dalam bentuk aktif saja.
Misalnya: menyakiti orang lain dengan mengata-ngatai, memukul, menggigit.
4.      Peragaan ketidakmampuan
Peragaan dalam bentuk menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin akan gagal.

Implikasi terhadap sikap guru akibat dari perbuatan kelompok ini, menurut Dreikurs dan Cassel ialah:
1.      Bila guru merasa terganggu oleh perbuatan siswa,kemungkinan siswa yang bersangkutan berada pada tahap attention-getting;
2.      Bila guru merasa di kalahkan atau terancam, kemungkinan siswa tersebut berada pada tahap power seeking;
3.      Bila guru merasa tersingung atau terluka hati, kemungkinan siswa tersebut berada pada tahap revenge seeking;
4.      Bila guru merasa benar-benar tidak mampu berbuat apa-apa lagi dalam menghadapi ulah siswa,kemungkinan yang di hadapi siswa yang bersangkutan adalah (sedang dalam) peragaan ketidakmampuan.

Sedangkan menurut Louis V. Jhonson dan Mary A. Bany mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok, yaitu:
1.      Kelas kurang kohesif (bersatu-padu) karena alasan jenis kelamin, suku, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya;
2.      kelas bereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya,misalnya mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seni suara selalu menyanyi dengan suara sumbang;
3.      menyemangati anggota kelas yang melanggaar norma kelompok,misalnya memberi semangat kepada badut kelas;
4.      kelompok mudah di alihkan perhatianya dari tugas yang tengah di garap, misalnya ketika sedang menulis ,tiba-tiba ada tikus lari di atas papan tulis, secepat itu pula kelas menjadi ribut;
5.      Semangat kerja rendah atau melakukan aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil, kurang menarik dan sebagainya;
6.      Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti perubahan jadwal, penggantian/mutasi guru kelas secara terpaksa, dan sebagainya;
7.      Pelanggaran terhadap norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya, misalnya berbicara keras di ruang baca perpustakaan.

Dengan adanya masalah yang berbeda tersebut, perlu tindakan penanganan yang efektif bagi  guru kelas yaitu dengan mengidentifikasi dengan tepat masalah yang sedang dihadapinya sehingga ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat.

1.      Beberapa Pendekatan Pengaturan Orang
Terdapat tiga konsep pendekatan dalam pengelolaan kelas yang berhubungan dengan pengaturan orang, yaitu:
a.      Pendekatan Behavior-Modification
Pendekatan yang bertolak dari psikologi behavioral yang berasumsi bahwa semua tingkah laku, baik maupun buruk berdasarkan hasil proses belajar.
b.      Pendekatan Socio-Emotional Climate
Pendekatan yang berlandaskan psikologi klinis dan konseling yang berasumsi bahwa proses belajar mengajar yang efektif menmpersyaratkan adanya hubungan intrerpersonal yang baik antara guru dan siswa-siswa, dimana guru menduduki posisi penting bagi terbentuknya hubungan tersebut.
c.       Pendekatan Group-Process
Pendekatan yang berdasarkan psikologi sosial dan dinamika kelompok dengan asumsi pokoknya bahwa pengalaman belajar di sekolah merupakan konteks kelompok sosial serta tugas guru dalam pengelolaan kelas adalah membina dan memelihara kelompok yang produktif dan efektif.

2.      Pengelolaan Kelas dan Disiplin Kelas
Pengelolaan kelas dilakukan oleh guru bekerja sama dengan siswa dalam situasi yang wajar untuk mengembangkan pola tingkah laku yang baik ke arah pembinaan diri sendiri. Kelas merupakan tempat yang menyenangkan dimana guru dan siswanya dapat bekerja sama secara harmonis, respektif, efektif dan produktif.
Disiplin kelas adalah keadaan tertib guru dan siswa yang tergabung dalam satu kelas dan tunduk pada peraturan/tata tertib yang telah ditetapkan dengan rasa senang hati.

3.      Pembinaan Disiplin Kelas
Disiplin kelas yang baik adalah pengendalian (controlling) dan pengarahan (directing) segala perasaan dan tindakan dalam kelas untuk menciptakan belajar-mengajar yang efektif yang diarahkan pada terwujudnya tujuan bersama, yaitu pertumbuhan  dan perkembangan setiap siswa secara maksimal.

D.    ORGANISASI KELAS
Pengorganisasian kelas menyangkut empat aspek, yaitu :
1.      Organisasi Intrakelas dan Ekstrakelas
Kegiatan Intrakelas (intrakurikuler) adalah kegiatan pelajaran yang dilaksanakan guru dalam jam sekolah atau ketika berlangsungnya jam pelajaran. Sedangkan Kegoatan ekstrakelas (ekstrakurikuler) adalah kegiatan pelajaran di luar waktu jam sekolah atau jam pelajaran biasa, seperti : kegiatan olahraga, kesenian, kepramukaan, PMR, dan sebagainya.

2.      Organisasi Kegiatan Pelajaran
Guru yang baik dan administrativ minded senantiasa mempersiapkan dirinya dan selalu berencana dalam kegiatan pembelajarannya. Kegiatan administratif pelajaran adalah persiapan pelajaran, pelaksanaan pelajaran dan akhir pelajaran.
a.      Persiapan pelajaran
Kegiatan administrasif pertama dan utama sebagai prasarat mutlak bagi kegiatan guru profesional adalah merencanakan bahan pengajaran. Dalam persiaspan mengajar, guru perlu merumuskan aspek-aspek sebagai berikut :
1.      Tujuan bahan pelajaran, yaitu apa yang hendak dicapai dengan bahan pelajaran ini, di kelas ini,   saat ini.
2.      Skop dan sistematika bahan pelajaran, yaitu lamanya bahan dan urutan bahan yang akan diajarkan.
3.      Metode pengajaran, yaitu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran.
4.      Alat peraga pelajaran, yang berfungsi melancarkan komunikasi dalam rangka interaksi guru-siswa
5.      Buku Sumber pelajaran yang digunakan guru untuk metode pengajaran atau segi pendidikan yang diajarkan.
6.      Evaluasi pelajaran, yaitu alat-alat evaluasi yang digunakan untuk menilai sejauh mana tujuan pelajaran telah tercapai.

b.      Pelaksanaan pelajaran
Pelaksanaan dari semua yang telah dipersiapkan guru merupaklan puncak evaluasi terhadap kewenangan seorang guru, apakah ia qualified (cakap), semi-qualified (sedang), atau non-qualified (tidak cakap) di bidang keguruan pada umumnya dan bidang manajemen khususnya.
Dari sudut manajerial, proses penyampaian bahan pelajaran dapat menjadi lebih efektif dalam kondisi berikut :
1.      Terciptanya suasana “rapport” yaitu tidak ada kekakuan dan ketegangan di kelas, sehingga suasana kelas terasa luwes atau intim.
2.      Distribusi tanggung jawab terhadap tugas rutin dapat dipercayakan guru kepada siswa sebagai pengalaman belajar yang bermanfaat, misalnya : membagi-bagikan alat pelajaran, mengumpulkan kertas pekerjaan ulangan, menyimpan alat pelajaran, dan sebagainya.
3.      Diskriminasi problem kelas, yaitu membedakan problem-problem yang dihadapi siswa dan memperhitungkan tindakan yang diambil.
4.      Mengembangkan espirit de corps kelas, yaitu kesatuan dan persatuan dalam kelas sehingga terpelihara semangat kelas dan disiplin kelas yang baik dan terwujud kerja sama (cooperation) yang harmonis antgara guru dan siswa juga antara siswa dan siswa.

c.       Akhir pelajaran
Di setiap akhir pelajaran dilaksanakan evaluasi yang bersifat timbal balik, yaitu dari guru kepada siswa dan dari siswa ke murid

3.      Organisasi Personal Siswa
Demi efektivitas manajemen kelas yang baik, siswa perlu diorganisasikan dengan cara berikut:
a.      Pengorganisasian Kelas
Siswa di kelas perlu diorganisasikan sehingga mampu menciptakan pemerintahan sendiri. Hal ini dimaksudkan bahwa guru telah memenuhi fungsi manajerial dalam kepemimpinan, yaitu membina sifat dan kesanggupan untuk memimpin siswanya.
b.      Penempatan Kelas
Dalam penempatan siswa di kelas, perlu diperhatikan faktor-faktor diantaranya : Jenis kelamin dan gangguan indera siswa.
c.       Penugasan Siswa
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam teknik pelaksanaan penugasan siswa yaitu:
1.      Tugas harus sesuai dengan kemampuan siswa
2.      Tidak terlalu banyak memberikan tugas seperti PR. Tugas hendaknya sedikit dan efektif.
3.      Tidak sering memberikan tugas, sesuaikan dengan tujuan pelajaran, situasi dan kondisi.
d.      Pembimbingan Siswa
Bimbingan dan penyuluhan (guidance dan conseling) bagi siswa merupakan fungsi educational yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi manajerial guru.
Tujuan bimbingan dan penyuluhan di sekolah ialah agar siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri (self realization), misalnya:
1.      Mengatasi kesulitannya sendiri atas kemampuan sendiri;
2.      Mengambil keputusan sendiri atas tanggung jawabnya sendiri;
3.      Mandiri; dan sebagainya.
Sedangkan pola pembimbingan yang perlu diperhatikan guru ialah:
1.      Pola “authoritative”; guru menganggap dirinya lebih ahli secara aktif dan direktif memberikan pengarahan serta nasihat tanpa banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan pertimbangan;
2.      Pola “non-directive”; siswa diterima guru sebagaimanma adanya dan diberi kesempatan untuk mencurahkan isi hati sebebas-bebasnya tanpa pengarahan;
3.      Pola “non-authoritative”; guru dipandang berwibawa oleh siswa, namun tidak bertindak otoriter.
Dari ketiga pola tersebut, pola “non-authoritative”lah yang harus dikembangkan, pengarahannya dilakukan secara tidak langsung, siswa dibimbing untuk menyadari problemnya, kemudian terarahkan untuk mengatasinya sendiri.

E.     PENGATURAN FASILITAS FISIK SISWA
Aspek yang harus diperhatikan dalam pengorganisasian fasilitas fisik kelas adalah pengaturan alat pelajaran, pengaturan ruangan dan tata usaha kelas.
Untuk lebih jelasnya, uraiannya adalah sebagai berikut :
1.      Pengaturan Alat Pelajaran
Alat pelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua , yaitu:
a.       Menurut statusnya:
1.      Permanen (alat yang menetap pada ruangan kelas). Misalnya listrik, papan tulis, dan sebagainya.
2.      Movable (alat yang bisa dipindahkan). Misalnya : meja, kursi, peta, InFocus dan sebagainya.
b.      Menurut fungsinya
Seperti alat –alat audio visual, olahraga, kesenian, kerajinan tangan, kesehatan, alat tulis (kapur, pensil, spidol), alat lukis (jangka, segitiga, mistar), buku pelajaran, grafik, dan sebagainya.
Tujuan pengaturan alat pelajaran agar mudah ditemukan dan lancar digunakan.

2.      Pengaturan ruangan
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan ruangan, yaitu:
a.      Pengaturan tempat duduk
Penyusunan tempat duduk (bangku, kursi, meja) agar fleksibel, mudah diubah sesuai kebutuhan. Denah tempat duduk siswa digunakan untuk memudahkan guru dalam menghafal nama-nama siswa di kelas
b.      Pemeliharaan keindahan ruangan kelas
Ini dimaksudkan agar ruangan menjadi menyenangkan, indah, menarik dan memberikan kesan artistik. Pada prakteknya siswa dapat dipartisipasikan dalam pemeliharaan keindahan kelasnya.
c.       Pemeliharaan kebersihan ruangan kelas
Selain indah da menarik, hendaknya ruangan kelas rapi dan bersih dari sampah, debu, bau-bauan dan sebagaianya.
d.      Pengaturan cahaya, ventilasi, akustik, dan warna
Ruangan kelas hendaklah cerah, udaranya segar, bunyi/suara yang tidak menggema (akustik), serta warna yang mempunyai efek psikologis yang menggairahkan belajar/bekerja.

3.      Adiministrasi/Tata Usaha Kelas.
a.      Apakah tata usaha itu?
Tata usaha/Administrasi adalah suatu proses pemanfaatan semua sumber material dan personal secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu

b.      Apakah tata usaha kelas itu?
Tata usaha kelas adalah kegiatan atau pekerjaan catat-mencatat dan lapor-melapor secara sistematis mengenai keterangan atau informasi tentang kelas.
Tujuan tata usaha kelas adalah memberikan keterangan/informasi tentang suatu kelas.

c.       Jenis-jenis ketatausahaan kelas
A.    Catatan Kelas
Kriteria yang harus diperhatikan dalam sistem pencatatan yang baik diantaranya  sebagai berikut:
a.       Pencatatan harus kumulatif, yaitu mencakup sejarah yang lengkap mengenai siswa, mulai memasuki sekolah sampai siswa tamat dari sekolah.
b.      Pencatatan mudah ditransformasikan, yaitu mudah dialihkan dalam catatan kumulatif
c.       Pencatatan mengandung data relevan, yaitu sesuai dan tidak bertentangan dengan keadaan sehari-hari yang nyata.
d.      Pencatatan tidak terlalu banyak pengulangan
e.       Pencatatan harus tahan lama, yaitu cukup permanen dan daya tahan yang agak lama.
f.       Pencatatan hendaknya ringkas dab nerangkum, tetapi lengkap
Jenis-jenis catatan kelas
1.      Catatan mengenai siswa
Catatan kelas bagi siswa berfungsi sebagai pembimbng dan penyuluhan siswa secara individual atau klasikal. Catatan mengenai siswa meliputi :
1.        Daftar presensi siswa
Daftar ini mengandung catatan kehadiran, ketidak hadiran, keterlambatan siswa pada setiap mata pelajaran yang diikuti. Daftar ini dibuat setiap hari selama satu tahun pelajaran.
2.        Catatan pekerjaan siswa
Catatan pekerjaan siswa ialah catatan mengenai hasil yang dicapai dan proses yang ditempuh dari tugas di kelas atau di rumah, baik secara individual maupun kelompok.
3.        Catatan hasil tes
Catatan hasil psikotes yang telah distandarisasikan dari setiap siswa di kelasnya, meliputi taraf intelegensi, bakat, sikap, kecepatan, ketelitian dan sebagainya.
4.        Hasil-hasil evaluasi guru
Hasil evaluasi atau penilaian guru tehadap siswa dicatat dalam buku nilai yang bersumber dari : penilaian partisipasi murid dalam kegiatan kelas, penilaian tugas-tugas yang diberikan (individu/kelompok), serta penilaian ulangan atau ujian.
5.        Catatan Anekdot
Catatan anekdot adalah catatan tentang kejadian sehari-hari mengenai siswa dalam situasi yang kongkret.
6.        Catatan sosiometris
Catatan sosiosimetris adalah catatan mengenai hubungan antar siswa dalam kelas. Dengan alat ukur ini, guru dapat mengetahui:
a.       Siswa yang paling tidak disenangi di kelas (terisolir);
b.      Siswa yang paling disenangi di kelas (bintang);
c.       Siswa yang merupakan “klik”.
Teknik penyusunannya adalah:
a.       Menyuruh siswa sekelas untuk menuliskan dua nama temannya yang paling disenanginya;
b.      Dibuat suatu tabulasi;
c.       Dibentuk sosiogram


Dari data sosiometris ini guru dapat:
a.         Memanfaatkannya bagi kepentingan bimbingan dan penyuluhan;
b.        Menciptakan iklim belajar yang sehat dalam berbagai situasi kelompok;
c.         Mencari kader-kader pemimpin kelompok untuk berbagai kegiatan kelas, kelompok belajar, karyawisata dan sebagainya.
7.        Catatan Partisipasi Siswa
Partisipasi yaitu ikut sertanya siswa dalam berbagai kegiatan kelas, sehingga dapat di evaluasi dan hasilnya dapat di catat dalam buku atau kartu partisipasi.
Fungsi catatan ini adalah untuk : pembimbingan dan penyuluhan masing-masing murid dan kepentingan evaluasi guru
g.      Daftar Pribadi Siswa
Daftar ini bertujuan untuk mencatat pribadi setiap siswa di suatu kelas. Pencatatannya dilakukan secara kumulatif mencakup sejarah siswa yang bersangkutan diantaranya:
a.         Identitas siswa
b.        Keadaan jasmani dan kesehatan
c.         Perkembangan nilai dan sikap
d.        Sejarah pendidikan

2.      Catatan Bagi Guru
Catatan jenis ini adalah catatan yang dibuat oleh guru yang bermanfaat untuk kepentingan efektivitas pekerjaannya. Catatan bagi kepentingan guru ialah:
1.      Silabus Mata Pelajaran
2.      Persiapan Mengajar
3.      Buku Batas Pelajaran
4.      Kumpulkan soal ujian dan tugas
5.      Buku nilai
6.      Catatan hasil evaluasi siswa
7.      Buku notula rapat
8.      Buku agenda guru
B. Laporan-laporan kelas (Classroom Reports)
Laporan Kelas yang harus disusun oleh guru meliputi :
a.       Laporan kepada pimpinan sekolah. Jenis laporan ini diantaranya :
(1)   Persiapan mengajar                             (6) keuangan kelas
(2)   daftar presensi siswa                           (7) keadaan usia siswa
(3)   laporan hasil pelajaran                         (8) mutasi siswa, kenaikan kelas
(4)   pengorganisasisn siswa di kelas          (9) daftar kelas
(5)   inventaris kelas                                    (10) laporan khusus (kesehatan, dsb).
b.      Laporan kepada orang tua siswa. Laporan pendidikan kepaa orang tua siswa dibagi atas:
(1)   Laporan tentang hasil pendidikan
(2)   laporan tentang perkembangan pendidikan
(3)   dialog dengan orang tua/wali siswa.

3.      Alat-Alat Kelengkapan kelas
Alat kelengkapan kelas diantaranya:
1. Papan tulis                                             7. jadwal regu kerja dan piket kelas
2. Kapur tulis,                                           8. organisasi kelas
3. Lemari-lemari,                                       9. Grafik-grafik Kelas
4. Papan presensi siswa,                            10. Hiasan-hiasan Kelas
5. Papan pengumuman kelas,                    11. Kalender
6. Jadwal pelajaran                                    12. Tata Tertib Kelas
separador

0 komentar:

Posting Komentar

"Dimohon berkomentar dengan santun & tidak menyinggung SARA"