Selamat Datang di Koharudin Blog's ...
Berbagi Ilmu Yang Bermanfaat itu Indah dan Berpahala

Pengunjung Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 23 Juni 2011

Implementasi MBS di SD


IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH




Diajukan untuk memenuhi tugas individu
Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah





Oleh :
........................................
NIM. .............................










FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 PGSD
.................................................................
Jl. ............................................................................
2011

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak berubah dalam kondisi apapun. Pemerintah tetap konsisten untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas pendidikan. Beberapa program telah dilaksanakan, tetapi karena pengelolaannya yang terlalu kaku dan sentralistik, program-program tersebut tidak banyak memberikan dampak positif dan kualitas pendidikan tetap menurun, diduga berkaitan dengan masalah menejemen. Dalam kaitan ini munculah suatu pemikiran ke arah pengelolaan pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas. Pemikiran ini kemudian disebut Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
MBS merupakan bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi di bidang pendidikan, yang ditandai oleh otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat dan dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat. Partisipasi masyarakat dituntut agar lebih memahami pendidikan, membanntu, serta mengontrol pengelolaan pendidikan. Dalam konsep ini sekolah dituntut memiliki tanggung jawab yang tinggi, baik kepada orang tua, masyarakat, maupun pemerintah (Mulyasa, 2002).

B.     Tujuan Penyusunan
Untuk mengetahui bagaimana implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar.

















BAB II
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
DI SEKOLAH DASAR

A.    Tugas dan Wewenang Kepala Sekolah
Tugas dan wewenang Kepala Sekolah di Sekolah Dasar dalam program Manajemen Berbasis Sekolah ini adalah sebagai koordinator dan penanggung jawab penuh terhadap sekolah mulai dan pengelolaan sekolah, manajemen keuangan, hingga penataan segala administrasi dalam pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah salah satunya adalah kepemimpinan, yang artinya proses untuk mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok dalam usaha menuju pencapaian tujuan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan pada setiap harinya memiliki tugas pokok mempengaruhi, mendorong, mengajak guru-guru dan staf lainnya agar mereka bersedia berbuat sesuatu yang dapat menyokong pencapaian tujuan sekolah sebagai suatu institusi. Tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah selaku pemimpin pendidikan ada yang berkenaan dengan tujuan sekolah yang hendak dicapai. Misalnya mendeskripsikan tujuan institusional sekolah sehingga mudah dipaharni oleh guru-guru maupun staf lainnya, bersama-sarna dengan guru-guru maupun staf lainnya memikirkan dan merencanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan oleh sekolah.

B.     Tugas dan Wewenang Guru
Guru tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar. Maka sudah dipastikan bahwa tugas seorang guru tidak lah ringan. Dalam tugasnya sehari-hari baik sebagai pengajar ia akan selalu menghadapi masalah-masalah. Baik sebelum dimulainya pelajaran, pada saat pelajaran atau setelah selesainya pelajaran. Selain mengajar, guru kelas juga mendapatkan tugas tambahan yaitu mengenai kegiatan ekstra kurikuler, yaitu dengan membina seni musik, pramuka kemudian ketrampilan. Ketrampilan-ketrampilan yang diberikan kepada murid ini nantinya dapat digunakan sebagai bekal dalam menyongsong hari depan. Setiap guru mengajar, yang harus dipersiapkan pada program harian yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.

C.    Tugas dan Wewenang Komite Sekolah
Peranan komite sekolah dalam pelaksanaannya ikut menyusun program, ikut mendorong, ikut memberi masukan mengenai pelaksanaan pendidikan dan menampung aspirasi masyarakat sehingga tujuan pendidikan nasional itu bisa tercapai. Jadi komite sekolah tidak hanya mengurusi masalah dana tetapi juga mengurusi kepedulian pendidikan pada umumnya.

D.    Sosialisasi Manajemen Berbasis Sekolah
Cara mensosialisasikan program Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar yaitu melalui pertemuan kegiatan atau rapat dengan masyarakat, khususnya orang tua murid, yang sebelumnya telah disepakati oleh pihak sekolah dan komite. Dengan mensosialisasikan program Manajemen Berbasis Sekolah tersebut diharapkan Manajemen Berbasis Sekolah cepat atau lambat dapat sampai pada Masyarakat luas yang akhirnya nanti dapat terwujudnya Masyarakat yang peduli pendidikan.

E.     Penerapan MBS
Cara penerapan pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tidak secepat membalik tangan atau langsung jadi, sesuai dengan kondisi Masyarakat. Sekolah harus mampu membangun satu kepercayaan kepada Masyarakat, dengan melalui 3 jalur yaitu jalur manajemen, jalur PAKEM, dan peran serta Masyarakat. Ketiganya ini tidak bisa dipisahkan. Dalam rangka membangun kepercayaan dan menciptakan kepercayaan untuk Masyarakat kepada sekolah, maka dari sisi manajemen sekolah itu harus transparan. Transparan dalam menerapkan kebijakan, transparan dalam mengelola keuangan, serta transparan melaksanakan dalam kewajiban dan pertanggung jawaban sepenuhnya pada Masyarakat atau unsur-unsur yang terkait.
Dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah selalu melibatkan semua komponen yang ada. Maka yang berpartisipasi dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar yang pertama adalah perangkat sekolah, kedua adalah Masyarakat orang tua murid, dan yang ketiga adalah Masyarakat luas termasuk tokoh Masyarakat. Pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah sudah dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan sudah bisa dibilang baik, bisa dibuktikan dengan nilai akreditasi yang diperoleh oleh sekolah.

F.     Administrasi
Administrasi atau keuangan di Sekolah Dasar harus dikelola secara transparan dan dilaksanakan oleh petugas yang dinilai mampu. Pengelolaan keuangan merupakan kegiatan sekolah untuk merencanakan, memperoleh, menggunakan dan mempertanggung jawabkan keuangan seko biasanya terbatas, oleh karena itu sekolah harus mampu menyakinkan pihak terkait terhadap pentingnya program yang memerlukan tambahan biaya. Maka untuk itu diperlukan adanya pengelolaan keuangan yang baik. Setiap bulan dibuatkan laporan keuangan secara rinci tentang penerimaan dan penggunaan uang yang ada. Sehingga bila terjadi penyimpangan penggunaan dapat diketahui secara tepat.

G.     Kendala dan Hambatan Manajeemen Berbasis Sekolah  
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksaan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah antara lain pelaksanaan yang masih belum optimal, kedisiplinan belum sepenuhnya dilaksanakan, serta masih ada sarana/prasarana yang belum tersedia. Sedangkan hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanan Manajemen Berbasis Sekolah selalu dapat diatasi bersama-sama. Komite sekolah ikut membantu dalam mengatasi masalah keuangan.


















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SDN Pengambangan 5 Banjarmasin  dalam kategori baik, meskipun masih ada kekurangan-kekurangan seperti pada manajemen sarana dan prasarana pendidikan.

B.      Saran
Seluruh pengurus sekolah disarankan untuk lebih meningkatkan kinerja dalam melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah tersebut.



















DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, I. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Depdiknas, 2001. Konsep dan Pelaksanaan dalam Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Dikmenum. Jakarta.

Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.























KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Pada kesempatan ini penyusun telah berhasil menyelesaikan tugas individu mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah dengan judul Implementasi Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga tugas individu ini dapat terwujud.
Kesempurnaan hanya milik Allah semata, oleh karena itu penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya, apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan tugas ini. Selain itu juga saran serta kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi perbaikan penyusunan tugas individu di masa yang akan datang.
Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.

Cirebon,  Juni 2011
Penyusun







i
 
 

DAFTAR ISI

Halaman 

KATA PENGANTAR ..................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................
ii
BAB  I
PENDAHULUAN


A.
Latar Belakang Masalah .............................................
1

B.
Tujuan Penyusunan .....................................................
2
BAB II
IMPLEMENTASI MBS DI SEKOLAH DASAR


A.
Tugas dan Wewenang Kepala Sekolah ......................
3

B.
Tugas dan Wewenang Guru .......................................
4

C.
Tugas dan Wewenang Komite Sekolah ......................
4

D.
Sosialisasi Manajemen Berbasis Sekolah ..................
4

E.
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ..................
5

F.
Administrasi ...............................................................
5

G.
Kendala dan Hambatan Manajem Berbasis Sekolah ..
6
BAB III

PENUTUP


A.
Kesimpulan
7

B.
Saran
7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
8



ii
 
 
Read more...
separador

Senin, 20 Juni 2011

Anti Virus

EsetNode32 Versi4 dan Versi Smart4 termasuk 4 Besar AntiVirus terbaik 2011. Instalasinya cukup mudah dan ringan dengan Spek PC yang tidak terlalu tinggi pun bisa.
Nah... Kalo saya sendiri pake BitDefender 2011 (anti virus No. Wahid tahun 2011). Cuma file instalasinya cukup besar sampe + 600 MB belum termasuk Update Offline dan Cracknya yang mencapai + 115 MB. Yang hanya cocok buat PC dengan spek lumayan tinggi, dan OS minimal Win7. dan maaf nggak bisa di upload di Blog ini karena ukuran Upload File BD yang terbatas hanya <=250 MB.
Ini tampilan BitDefender di PC saya:

Jangan kecil hati, masih ada Anti Virus lain yang Bagus.  Antivirus EsetNode32 Business Edition Versi 4 dan EsetNode32 Smart4 yang dilalahnya termasuk juga 4 besar AV terbaik se-jagat ini tahun 2011.
Ini Link Download EsetNode32 Bussiness Edition Ver. 4 dan Smart Ver. 4 dalam bentuk rar via Ziddu sbb:
http://www.ziddu.com/download//.html

Mohon maaf.... Link diatas setelah 1 hari tayang, eh .... hari berikutnya langsung di STOP oleh Administrator Ziddu, sehingga nggak bisa di Download oleh anda.
Read more...
separador

Ashampoo 8.01 2011

PC anda terasa berat, lelet, nge-hang di tengah jalan, dll.  itu rtinya PC anda bermasalah,
Lalu solusinya diantaranya dengan Ashampoo 8.01 alumnus tahun 2011 termasuk Serial dan cara aktivasi gr4tizny4, termasuk merubah registernya. Bagi yang mau download Ashampoo 8.01 2011 silahkan klik tautan dibawah ini (Via Ziddu bentuk rar) :
http://www.ziddu.com/download/15384936/AshampooWinOptimizer8.rar.html
Read more...
separador

Kamis, 16 Juni 2011

Metode Pembelajaran Karyawisata

METODE PEMBELAJARAN KARYAWISATA

1.      Pendekatan Dalam Pembelajaran Di Sekolah
Guru yang profesional tidak hanya menguasai sejumlah materi pembelajaran, namun penguasaan pendekatan dan metode  pembelajaran yang tepat dan sesuai mutlak diperlukan. Untuk itu perlu kiranya para guru mampu menggunakan pendekatan dan metode yang tepat agar pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Pendekatan      
1).  Pendekatan Konsep
            Pada pendekatan model ini siswa dibimbing memahami suatu bahasan dengan memahami konsep-konsep yang terkandung didalamnya.

2). Pendekatan Lingkungan
Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar.

3).  Pendekatan Inkuiri
Pendekatan Inkuiri melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian. 
Dalam pendekatan inkuiri berarti guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman.

 4). Pendekatan Proses.
 Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses atau langkah-langkah ilmiah seperti melakukan pengamatan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.

5).  Pendekatan Interaktif
Pendekatan Interaktif dikenal juga sebagai pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan.

6).   Pendekatan Pemecahan.
 Masalah Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan pemecahan masalah ini ada dua versi. Versi yang pertama siswa dapat saja menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Dalam versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya sendiri. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi petunjuk.

7). Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat.
 (STM) Dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat telah dikembangkan bahan kajian pengajaran sains dalam bentuk Sains, Teknologi, dan Masyarakat (S-T-M) (Depdikbud, 1992). STM ini merupakan peng-Indonesiaan dari Science, Technlogy and Society. Dalam pengajaran sains siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi, dan bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat (Depdikbud, 1992).

8). Pendekatan Terpadu (Integrated Approach).
 Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsure atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Unsure pembelajaran yang dipadukan dapat berupa konsep dengan proses, konsep dari satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, atau dapat juga berupa penggabungan suatu metode dengan metode lain. 



2.      Metode Pembelajaran
a.       Pengertian Metode
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode juga dapat diartikan sebagai satu cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran metode merupakan alat yang harus berorientasi pada tujuan yang akan dicapai.
Cara atau metode mengajar sebagai alat pencapaian tujuan, memerlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri, karena itu perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan persyaratan penting sebelum seorang guru menentukan dalam memilih metode mengajar yang tepat. Pemilihan metode mengajar yang tepat akan menumbuhkan minat siswa, semakin banyak variasi metode mengajar yang diberikan kepada siswa akan menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk mau belajar, seperti yang diungkapkan oleh Alipadie (1984:72):
“Cara mengajar yang menggunakan teknik berbagai jenis dan dilakukan secara tepat dan penuh perhatian oleh guru, akan memperoleh minat belajar para siswa dan karena itu pula akan mempertinggi hasil belajar pada siswa”.

Menurut Surachman dalam suryosubroto (1997:148), menyatakan bahwa:
“metode pengajaran, adalah cara pelaksanaan proses pengajaran atau saat bagaimana atau teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada siswa atau murid-murid di sekolah”.

Berdasarkan pendapat tersebut kemampuan mengajar dengan menggunakan metode yang tepat merupakan tuntunan yang harus dipenuhi guru.

Menurut Zuhairini (2001), dalam memilih metode mengajar seorang guru harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Kesesuaian metode mengajar yang digunakan dengan kemampuan pelajar.
2. Kemampuan pengajar dalam menggunakan metode tersebut.
3. Kesesuaian metode mengajar yang digunakan dengan fasilitas yang tersedia.
4. Kesesuaian metode mengajar yang digunakan dengan lingkungan pendidikan.

Dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode mengajar tidaklah sama untuk setiap mata diklat, metode mengajar harus sesuai dengan kondisi yang ada. Penggunaan metode yang tidak tepat dalam proses belajar mengajar akan menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk belajar atau dapat menyebabkan siswa menjadi pelajar yang pasif, sehingga hasil belajar rendah.

b. Kedudukan metode dalam belajar mengajar
1. Metode sebagai alat motivasi eksrinsik, tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode
2. Metode sebagai strategi pengajaran.
3. Metode sebagai alat sebagai mencapai tujuan. Tujuan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen lainnya tidak diperlukan, salah satunya adalah komponen metode

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
1)      Ceramah.
2)      Demonstrasi.
3)      Diskusi.
4)      Simulasi.
5)      Laboratorium.
6)      Pengalaman lapangan.
7)      Brainstorming.
8)      Debat.
9)      Simposium, dan sebagainya.



3.      Pengertian karyawisata

Karyawisata dapat dibilang sebagai kegiatan perjalanan atau kunjungan lapangan adalah suatu perjalanan oleh sekelompok orang ke tempat yang jauh dari lingkungan normal.
Tujuan perjalanan biasanya pengamatan untuk pendidikan, non-eksperimental penelitian atau untuk memberikan pengalaman siswa di luar kegiatan sehari-hari mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati subjek dalam keadaan alami dan mungkin mengumpulkan sampel. Dalam budaya Barat orang pertama menemukan metode ini selama bertahun-tahun sekolah ketika kelas sekolah diambil pada perjalanan untuk mengunjungi geologis atau geografis fitur lanskap, misalnya. Sebagian besar penelitian awal ke dalam ilmu-ilmu alam adalah formulir ini. Charles Darwin merupakan contoh penting dari seseorang yang telah berkontribusi untuk ilmu pengetahuan melalui penggunaan field trip.
Untuk mengurangi resiko dan pengeluaran tersebut, sebagian besar sistem sekolah sekararng memiliki prosedur kunjungan resmi yang menganggap seluruh perjalanan dari estimasi, persetujuan dan penjadwalan melalui perencanaan perjalanan yang sebenarnya dan pasca-kegiatan perjalanan.


Metode Karyawisata menurut beberapa ahli

1)      Menurut Roestiyah (2001)
Karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya.  Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

2)      Menurut Checep (2008)
Metode karyawisata atau widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.

3)      Menurut Mulyasa (2005)
Metode field trip atau karya wisata merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.

4)      Menurut Djamarah (2002).
Teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.


4.      Metode Karyawisata.
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya.
Metode karya wisata  dalam waktu pelaksanaanya ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.
Contohnya seperti karyawisata ke museum terdekat yang ada di kota itu sendiri yang hanya memerlukan waktu yang singkat. Sedangkan karya wisata yang pelaksanaanya dalam waktu yang panjang seperti karyawisata keluar provinsi, kabupaten, atau kota lain.
Sebagai manajer kelas, guru dituntut menggunakan berbagai metode dalam menjalankan pembelajaran. penggunaan ragam metode pembelajaran memungkinkan guru membawa siswa pada suasana belajar yang sesungguhnya dan tidak hanya membawa siswa ke dalam ''suasana diajar belaka''. Karya wisata mengandung muatan belajar-mengajar, tidak sekadar keluar kelas untuk bersenang-senang.
Bila kita cermati, hampir seluruh sekolah, mulai tingkat dasar sampai pendidikan tinggi, memasukkan karya wisata sebagai salah satu kegiatan tahunan. Program tahunan itu sangat disukai siswa dan guru. Sebab, mereka bisa sejenak terbebas dari kegiatan rutin belajar-mengajar yang kadang membosankan.
Namun, terkadang karya wisata hanya jadi wadah untuk bersenang-senang, belanja, menikmati hal-hal baru, dan hal-hal lain di luar konteks belajar-mengajar. Berdasar pengamatan penulis selama menjadi siswa dan guru, karya wisata yang dilaksanakan sekolah belum mencerminkan penerapan metode pembelajaran karya wisata yang efektif.
Saat pelaksanaan karya wisata, guru maupun siswa hanya berperan sebagai pelaku perjalanan wisata (turis). Dengan biaya yang biasanya tidak murah, seharusnya guru bisa memanfaatkan karya wisata sebagai media pembelajaran, berkaitan dengan objek yang dikunjungi selama karya wisata.
Untuk mengoptimalkan karya wisata, guru seharusnya merancang apa saja yang mesti dilakukan sebelum, selama, dan setelah karya wisata. Optimalisasi karya wisata tersebut mungkin terkesan serius dan kaku. Karena itu, guru diharapkan tetap memberi kesempatan kepada siswa untuk merasakan kegiatan wisata, yaitu bersenang-senang.
5.      Tujuan Teknik Karya Wisata.

1.      Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya.
2.      Dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab sehingga mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum.
3.      Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.


6.      Langkah-langkah Dalam Metode Karya Wisata.

Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda dengan darmawisata, di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu.
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Persiapan
Dalam merencanakan tujuan karyawisata, guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusanUntuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju.
Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh. dimana.
2.      Perencanaan
Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
a.       Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.
b.      Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
c.       Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung.
Kepada para siswa harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.
d.      Mengurus perizinan.
e.       Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.

3.      Pelaksanaan
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.

4.      Pembuatan laporan
Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindak lanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya. Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.
            Menurut Mulyasa  Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a)  Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar.
b)  Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah.
c)  Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis.
d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan.
e)  Membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis.
f)  Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif.
g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.

7.      Kelebihan Metode Karyawisata.
Metode karyawisata memiliki beberapa kelebihan di dalam pelaksanaanya yaitu seperti:
a.       Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b.      Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.
c.       Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
d.      dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek.
e.       Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
f.       Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
g.      Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
8.      Kekurangan metode karyawisata
Walaupun banyak memiliki kelebihan tetapi di dalam metode karyawisata juga memiliki beberapa kekuranganya seperti:
a.       Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b.      Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c.       Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d.      Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
e.       Biayanya cukup mahal.
f.       Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
g.      Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan.
h.      Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi

9.      Kelebihan dan kekurangan metode karyawisata menurut para ahli.
1)      Suhardjono
Suhardjono mengungkapkan bahwa metode karya wisata (field-trip) memiliki keuntungan:
a)      Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung.
b)      Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya.
c)      Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil,
d)     membei kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.

Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono adalah:
a)      Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan.
b)      Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi.
c)      Biaya transportasi dan akomodasi mahal.


2)      Djamarah.
Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
a)      Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b)      Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.
c)       Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
d)      Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Kekurangan metode karya wisata adalah:
a)      Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah.
b)       Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
c)      memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.
d)     dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan.
e)       Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.

3)      Roestiyah
Teknik karya wisata memiliki keunggulan sebagai berikut:
a)       Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.
b)      Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
c)       dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek.
d)      Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi agar pelaksanaan teknik ini dapat berhasil guna dan berdaya guna, ialah sebagai berikut:
a)      Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti memerlukan biaya yang besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya


DAFTAR PUSTAKA






























METODE PEMBELAJARAN KARYAWISATA

Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran
Dosen : H. Fikriyah, M. Ag.


Di susun oleh : 
                                                                  Nama  : Koharudin
                                                                  Kelas  : C.6





UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
PROGRAM STUDI S1 PGSD
Jl. Tuparev No. 70 Cirebon
2011
Read more...
separador